1)
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut media pembicara. Jenis-jenis Ragam Bahasa yaitu :
1.
Berdasarkan Pokok Pembicaraan
·
Ragam Bahasa Undang-undang
·
Ragam Bahsa Jurnalistik
·
Ragam Bahasa Ilmiah
·
Ragam Bahasa Sastra
2.
Berdasarkan Media Pembicaraan
·
Ragam Lisan
·
Ragam Tulis
3.
Berdasarkan Hubungan Antar Pembicara
·
Resmi
·
Akrab
·
Agak Resmi
·
Santai
4.
Berdasarkan Sosial dan Fungsional
·
Ragam Sosial
·
Ragam Fungsional
5.
Berdasarkan Situasi Pemakaiannya
·
Formal
·
NonFormal
2)
Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah
ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan
ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ada beberapa tanda baca
yang terdapat pada EYD yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tanda baca yang terdapat dalam
EYD :
1. Tanda Titik
Contoh : Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2. Tanda Koma (,)
Contoh : Tanda koma dipakai di
antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya
membeli kertas, pena, dan tinta.
3. Tanda Titik Dua (:)
Contoh : Tanda titik dua dapat
dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
4. Tanda Hubung (-)
Contoh : Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak
5. Tanda Pisah (–)
Contoh : Tanda pisah dipakai di
antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’. Misalnya: Jakarta–Bandung.
6. Tanda Tanya (?)
Contoh : Tanda tanya dipakai pada
akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan ia berangkat?
7. Tanda Seru (!)
Contoh : Tanda seru dipakai sesudah
ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah
seramnya peristiwa itu!
8. Tanda Kurung ((…))
Contoh : Tanda kurung mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai
menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
9. Tanda Petik (“…”)
Contoh : Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Bacalah
”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
10. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Contoh : Tanda penyingkat atau
apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya:
Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)
3) Pengertian
Diksi (Pilihan kata)
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya,
kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan
gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
·
Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi
dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Untuk
memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan a) kaidah kelompok kata/ frase,
b) kaidah makna kata,
c) kaidah
lingkungan sosial,
d) kaidah karang – mengarang.
4) Kalimat
Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
- Unsur-unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi
sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan
kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku
sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur
yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib
hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
- Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.
Kesepadanan
2.
Keparalelan
3.
Ketegasan
4.
Kehematan
5.
Kecermatan
6.
Kepaduan
7.
Kelogisan
- Syarat-syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara
tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
- Struktur Kalimat Efektif
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki
kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan
arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan
sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau,
tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
sumber :