Kamis, 13 Desember 2012

SOFTSKILL ( NADA)

NURUL AINI HANDAYANI
1EB22
NPM 25212522



Nada-nada merdumu menusuk hatiku Merambah sampai seluruh tubuhku
Saat aku mendengar nada itu Iramamu mendekatkan jiwaku
Kata-kata yang tersirat menuju pikiranku Dan aku mulai merasakan getarannya
Akupun mengetahui maknamu.

Prospek Bisnis Game Digital di Indonesia Kian Berkibar


NURUL AINI HANDAYANI
1EB22
NPM 25212522

Serunya beragam tantangan yang disuguhkan dalam sebuah permainan game digital, ternyata tidak hanya mampu menyedot perhatian masyarakat luas namun juga menjadikan permainan ini sebagai salah satu hobi yang mulai diminati berbagai kalangan.

Munculnya beragam jenis produk gadget seperti misalnya smartphone dan komputer tablet yang sekarang ini harganya kian terjangkau, menjadi salah satu faktor utama yang turut mendorong perkembangan industri game digital di Indonesia. Mengapa bisa begitu? Sebab, saat ini keberadaan digital game sudah menjadi bagian dari aplikasi unggulan yang sering ditawarkan para produsen gadget untuk menarik minat para konsumennya.

Bahkan tidak hanya itu saja, untuk memenuhi kebutuhan para pecinta game digital, banyak produsen gadget yang sekarang ini menjadikan beberapa program game terbaru dalam paket penjualan produknya. Peluang seperti inilah yang kemudian dimanfaatkan para penyedia jasa pembuatan game digital di Indonesia untuk berlomba-lomba mendatangkan untung maksimal dari bisnis game digital yang prospek pasarnya kian berkibar.

Menurut data yang diperoleh dari Internasional Game Development Association (IGDA) Indonesia, sekarang ini sedikitnya ada sekitar 60 sampai 70 studio pembuatan game yang tahun ini mulai eksis di pasaran. Jumlah tersebut tentunya belum termasuk para pengembang game skala kecil, yang jumlahnya diperkirakan juga mencapai angka ratusan. Tentu kondisi ini menjadi bukti nyata bagi kita semua bila industri game digital di Indonesia mengalami peningkatan hingga 100% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya produk game digital ini banyak diburu konsumen perorangan (broker dari luar negeri), perusahaan telepon seluler, para agensi, hingga penyedia operator telekomunikasi yang menyediakan konten game bagi pelanggan setianya. Untuk harga jual konten game tentunya berbeda-beda, mulai dari US$ 500 sampai US$ 10.000 tergantung dari tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya dan variasi tantangan yang ditawarkan. Dari harga tersebut, biasanya para produsen game digital mendapatkan keuntungan sekitar 30% sampai 50%. Tidak hanya konsumen lokal saja yang tertarik dengan game digital buatan para pengembang dari Indonesia. Beberapa waktu yang lalu studio game digital asal Indonesia berkesempatan mengikuti ajang Tokyo Game Show 2012 dan mendapatkan respon yang sangat bagus dari pasar internasional. Rata-rata konsumen mengatakan bila produk game buatan Indonesia tidak kalah bersaing dengan game-game digital buatan Jepang. Tentu berita ini tidak hanya membanggakan para pengembang game di Indonesia, tetapi juga menjadi salah satu pelecut bagi mereka untuk terus berkarya menciptakan game-game terbaru dengan variasi tantangan yang beragam.

Semoga informasi berita bisnis yang mengangkat prospek bisnis game digital di Indonesia kian berkibar ini bisa memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca dan menginspirasi para pemula yang sedang bingung mencari peluang usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses!



Sumber: http://bisnisukm.com/prospek-bisnis-game-digital-di-indonesia-kian-berkibar.html

Mengantongi Laba Dari Bisnis Boneka Wisuda


NURUL AINI HANDAYANI
1EB22
NPM 25212522

Moment lulus sekolah/ kuliah atau yang lebih dikenal dengan istilah wisuda, memang menjadi salah satu peristiwa penting yang tak bisa dilupakan setiap orang. Bahkan saking bermaknanya moment wisuda, banyak kalangan pelajar maupun mahasiswa yang sengaja mengabadikan moment tersebut dengan berbagai macam cara. Salah satunya saja dengan mempersiapkan bingkisan cantik bagi para sahabat, keluarga, maupun kerabat dekat mereka yang sedang merayakan hari kelulusannya.
Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh Fety Ilma Rahmillah (24) untuk merintis usaha boneka wisuda, yang ternyata kehadirannya cukup dinanti dan diburu para konsumen sebagai salah satu alternatif bingkisan yang tak hanya terbilang unik namun juga      menjadi kado pilihan yang cukup eksklusif
Mengawali bisnisnya setelah menyelesaikan study S1-nya di Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, inspirasi bisnis boneka wisuda sebenarnya sudah tertanam di benak Fety sejak tahun 2010 silam. Namun karena kesibukannya di bangku kuliah, ide tersebut hanya menjadi sebuah wacana sampai akhirnya ketika Ia telah memiliki seorang putra, istri Susilo Wibisono ini kembali tertarik untuk mewujudkan ide bisnisnya dengan mengusung 4mE Craft sebagai brand produknya.
Memanfaatkan bahan baku kain flanel, boneka mungil yang dibuat sangat mirip dengan para wisudawan ini proses produksinya 100% menggunakan jahit tangan. Dibantu oleh tiga orang tenaga potong dan 2 orang tenaga finishing, setiap harinya 4mE Craft menerima pesanan boneka wisuda dalam berbagai macam model. “Kami membuat boneka wisuda dalam dua ukuran, yakni ukuran kecil 17 cm dan ukuran besar 25 cm, selain itu ada juga produk boneka couple, boneka keluarga, dan terakhir boneka pengantin,” ujar wanita yang sedang melanjutkan studi S2-nya di UGM ini.
Strategi Pemasaran 4mE Craft
Jika dibandingkan dengan produk lain milik para kompetitor, bisa dikatakan produk boneka buatan Fety ini lebih unggul dan terlihat eksklusif. “Dalam membuat boneka, saya sengaja membuat produk yang customize, jadi kami menyesuaikan bentuk boneka dengan keinginan konsumen, seperti misalnya menyesuaikan bentuk toga dengan universitas calon konsumen, menambahkan kacamata, jilbab, dan lain sebagainya,” ungkap Fety.
Selama ini 4mE Craft memasarkan produk-produknya melalui promosi online maupun offline. “Awalnya dulu kami menyebarkan pamflet dan menempelkan leaflet di sekitar Jogja, namun sejak kami menggunakan blog di awal Maret ini permintaan pasar semakin meningkat dan setiap harinya ada orderan yang masuk ke 4mE Craft,” terang Fety sambil tersenyum. Jangkauan pasar yang dimiliki Fety kini juga semakin luas, yakni telah mencakup seluruh wilayah Yogyakarta, serta mulai merambah pasar luar Jawa seperti misalnya Aceh, Gorontalo, Kalimantan, dan lain sebagainya.
Dengan menawarkan beberapa pilihan harga kepada para konsumennya, setiap bulannya Fety bisa mengantongi omzet hingga mencapai angka sekitar Rp 5 juta. Untuk boneka wisuda dipatok dengan harga Rp 35.000,00 sampai Rp 50.000,00, boneka couple dibandrol sekitar Rp 90.000,00-Rp 115.000,00 dan boneka pengantin dihargai mulai dari Rp 110.000,00 sampai dengan Rp 175.000,00 per pasang. Harga yang terbilang sangat terjangkau, untuk kreativitas yang ditawarkan 4mE Craft.
Kedepannya, Fety berharap bisnisnya berkembang semakin pesat dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen dengan waktu yang terbilang singkat. “Harapan saya tentunya ingin memiliki workshop sendiri di tempat yang strategis, selain itu saya juga berharap kedepannya pesanan boneka 4mE Craft bisa langsung jadi seperti halnya layanan cetak foto yang sekarang ini bisa ditunggu konsumennya,” jelasnya ketika mengakhiri sesi wawancara dengan tim bisnisUKM.com.
Tim liputan bisnisUKM.