Rabu, 03 Oktober 2012

Peluang Bening Bisnis Komoditas Potensial Rumput Laut





Nama: Nurul Aini Handayani
Kelas: 1EB22
NPM: 25212522
Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksploitasi yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Di sisi lain, kebutuhan pasar sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut maka akselerasi pembangunan kelautan merupakan sebuah jawaban yang tepat.

Kabupaten Sumbawa menyimpan potensi sumber daya kelautan, baik hayati ataupun non-hayati yang cukup menjanjikan untuk di kelola. Potensi ini bukan hanya menjadi aset lokal namun juga dapat dirasakan manfaatnya secara nasional jika dikelola dan dimanfaatkan dengan arif dan bijaksana. Salah satu komoditas marikultuer yang saat ini sedang dikembangkan dan merupakan salah satu program pengembangan ekonomi pesisir kabupaten Sumbawa saat ini adalah rumput laut (seaweed). Yang mana produk utamanya adalah berupa alginat, karagenan, agar dan fluseran. Bahkan saat ini rumput laut menjadi salah satu komuditas primer kabupaten ini. Diharapkan melalui program ini dapat merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah akibat meningkatnya pendapatan masyarakat setempat.
Rumput laut telah dikenal sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di Indonesia maupun di mancanegara. Pada umumnya rumput laut digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, namun seiring dengan berkembangnya IPTEK dewasa ini rumput laut dapat di kembangkan dan manfaatkan dalam berbagai macam industri misalnya tekstil, kosmetik, dan industri kefarmasian.
Pemanfaatan Rumput Laut
Rumput laut dari jenis algae merah lebih banyak dibudidayakan dibandingkan rumput laut dari jenis algae hijau dan coklat. Untuk algae coklat baru Sargasum yang mendapatkan perhatian, itupun masih sebatas penelitian, sedangkan untuk usaha budidaya sampai saat ini belum dikembangkan. Algae coklat menghasilkan Alginat. Sementara itu rumput laut merah khususnya jenis Eucheuma menghasilkan polisakarida dalam bentuk Agar dan Karagenan. Kedua polisakarida ini banyak dimanfaatkan di berbagai bidang industri. Oleh karena itu mereka mempunyai nilai secara ekonomis cukup tinggi. Dan permintaan pasar dunia akan kedua polisakarida tersebut dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

Secara umum ketiga hasil metabolit sekunder tiga jenis rumput laut di atas memiliki fungsi yang sama dalam dunia industri yaitu digunakan sebagai bahan pengental, pensuspensi, penstabil dan pengemulsi.

Agar
Pemanfaatan utama dari agar adalah "melting point "nya yang tinggi. Dalam dunia farmasi agar digunakan sebagai laxative untuk constipation yang kronis, sering dengan penambahan obat-obatan anthraquinone, sebagai motor obat serta sebagai substrat untuk kultur bakteri agar juga memainkan peranan yang penting. Agar juga bekerja sebagai stabiliser untuk emulsi, constituent of ointment, lotion, dll. Hawkins dan O'Neill melaporkan bahwa granuloma akan muncul setelah diinjeksi dengan agar. Menurut Gerber dkk, agar dan juga karagenan melindungi embrio ayam melawan infeksi yang disebabkan virus influense B dan mump-virus. Agar juga dimanfaatkan dalam dunia Kedokteran Gigi. Dalam pratikum di laboratorium agar dimanfaatkan secara optimal untuk beberapa penelitian. Agar juga dimanfaatkan dalam dunia tehnologi pangan dan industri.

Agarose
Penggunaan agarose dalam Immunologi adalah yang sangat menarik sekali. Agarose gel telah membuktikan lebih banyak digunakan daripada agar gel yang tidak terfraksionasi, karena kandungan sulfat yang rendah dan sebab memberikan gel yang jernih. Guiseley melaporkan tentang viscometric determination dari agarose. Ahli Virologi dan Bakteriologi memerlukan produk agar dengan titik didih yang rendah.

Karagenan
Karagenan adalah ekstrak yang tidak berubah dari karagenofit. Carrageenate adalah garam tertentu dari asam karagenik. Karagenan adalah hidrokoloid yang mengandung sulfat tinggi. Karagenan sering kali digunakan dalam industri farmasi sebagai pengemulsi (sebagai contoh dalam emulsi minyak hati), sebagai larutan granulation dan pengikat (sebagai contoh tablet, elexier, sirup, dll).
Karagenan digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser, suspensi dan pelarut. Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion, pasta gigi, tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dll.

Selain itu ada beberapa kemungkinan dari aplikasi karagenan dalam industri teknologi pangan dan telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan masalah ini. Selain tehnik ynag berkualitas, karagenan itu juga digunakan dalam industri kulit, kertas, tekstil, dll.

Klorofil
Klorofil dibentuk melalui proses fotosintesis di dalam tanaman disimpan pada bagian daun tanaman. Klorofil kaya akan sumber mineral alami, vitamin, protein, elemen dan mikro-nutrien. Semua zat-zat tersebut penting untuk menjaga kesehatan, terutama menyeimbangkan kandungan asam dan basa di dalam tubuh. Membersihkan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara sangat alami dan tanpa efek samping. Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa dalam tubuh yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia guna memaksimalkan kondisi tubuh yang sehat dan prima, mengandung banyak serat. memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia.

Informasi terbaru saat ini adalah bahwa struktur kimia dari senyawa klorofil memiliki bentuk yang hampir sama atau memiliki kemiripan dengan struktur kimia hemoglobin. Artinya informasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut bila melihat kemiripan sacara struktural senyawanya ada kemungkinan klorofil juga dapat menggantikan peran dari hemoglobin dengan kata lain subsitusi darah menggunakan klorofil mungkin dapat terjadi. Dengan demikian kita tidak akan kehabisan stok darah.

Energi Alternatif
Keberadaan rumput laut sebagai sumber alternatif energi merupakan hal baru yang harus didukung dan dikembangkan. Rumput laut sebagai biodisel dinilai lebih kompetitif dibandingkan komoditas lainnya. Dimana, 1 ha lahan rumput laut dapat menghasilkan 58.700 liter (30% minyak) pertahunnya atau jauh lebih besar dibandingkan jagung (172 liter/tahun) dan kelapa sawit (5.900 liter/tahun). Selain itu, rumput laut juga tidak dihadapkan pada masalah baru pada saat didorong sebagai sumber energi karena rumput laut tidak dikonsumsi setiap hari, dan budidayanya tidak memerlukan waktu yang lama.

Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Sumbawa
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan, kosmetika dan obat-obatan tradisional sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sedangkan pemanfaatannya sebagai bahan industri yang memungkinkan untuk diekspor atau bahkan sebagai bahan energi alternatif (blue ocean energy) baru berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga merangsang pengembangan untuk budidaya rumput laut.

Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu daerah dari sembilan kabupaten/kota yang berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, pada posisi 116" 42' sampai dengan 118" 22' Bujur Timur dan 8" 8' sampai dengan 9" 7' Lintang Selatan serta memiliki luas wilayah 6.643,98 Km2 dengan panjang pantai ± 900 km. Dengan wilayah perairan yang luas dan strategis serta memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup besar, maka perairan Kabupaten Sumbawa perlu dikelola dan dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan.

Menurut sumber data yang dikeluarkan Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa (2007), bahwa pada tahun 2006 lalu daerah ini mampu menghasilkan produk rumput laut kering sebanyak ± 8.049 ton dengan luas lahan pemanfaatan sebesar 4.846 Ha dan dilakukan oleh kurang lebih 849 pembudidaya. Sementara potensi lahan pengembangannya mencapai ± 14.000 Ha dengan potensi pemanfaatan sebesar 48.775 ton. Artinya potensi budidaya rumput laut yang baru dimanfaatkan baru sekitar 10% dari jumlah potensi yang ada. Pada tahun 2007 kemaren hasil produksi rumput laut sedikit mengalami peningkatan yaitu menyentuh angka 10.000 ton atau bertambah ± 2000 ton dari jumlah produksi tahun 2006.

Jika kita mengacu pada data di atas dan dengan ansumsi harga rumput laut kering 13.000 per kilogramnya, maka pada tahun 2007 lalu Kabupaten Sumbawa mampu menghasilkan 13 Miliar rupiah dari sektor ini. Untuk itu jika potensi daerah yang ada sebesar 48.775 ton tersebut mampu diberdayakan dengan optimal maka diperkirakan sektor budidaya rumput laut ini akan menghasilkan ± 63,5 Miliar pertahunnya.

Mengingat sistem yang diterapkan disebagian besar usaha budidaya di Kabupaten Sumbawa masih menggunakan cara yang sederhana, maka saya rasa potensi ini masih dapat ditingkatkan yaitu dengan menerapkan berbagai metode dan teknologi budidaya, mulai dari penggunaan bibit unggul, penambahan jenis atau farietas yang dibudidayakan, meningkatkan mutu produksi, informasi pasar yang jelas serta menerapkan IPTEK dalam segala aspek budidaya.

Kajian Ekonomi, Sosial, Ekologi dan Biologi
Aspek ekonomis, rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Selain itu, rumput laut dapat dijadikan sebagai bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue dan menghasilkan bahan algin, karaginan dan fluseran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan lain sebagainya.

Dari sudut pandang lain budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat jika dibandingkan dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, udang dan kerang. Pangsa pasar rumput laut juga sangat luas baik dalam ataupun luar negeri. Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas.

Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya dapat dilakukan dihampir seluruh perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis dan metode budidayanya serta jenis rumput laut yang akan di budidayakan. Dari sisi penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga jauh lebih mudah, efisien serta ekonomis dibandingkan teknologi yang digunakan dalam budidaya produk kelautan lainnya.

Dengan adanya aktifitas budidaya tentunya keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya; berkurangnya jumlah pengangguran, meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.

Aspek Sosial, perkembangan usaha budidaya rumput laut di kabupaten Sumbawa memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat disekitar lokasi budidaya. Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah kesempatan kerja yang tersedia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari masyarakat sekitar dan nelayan yang beroperasi diperairan sekitar lokasi budidaya sangat diperlukan. Dengan adanya usaha budidaya rumput laut ini dan juga tersedianya potensi pasar yang luas diharapkan mampu menumbuhkan semangat kerja dan semangat berwirausaha masyarakat setempat.

Aspek ekologis, komoditas rumput laut memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya antara lain adalah dapat mengkonservasi lahan pesisir terhadap berbagai aktivitas penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan, seperti penggunaan racun/bom untuk penangkapan ikan. Rumput laut juga merupakan salah satu bagian penting dari ekosistem pesisir, yang secara ekologis memiliki peranan dan fungsi ekologis yang sama dengan ekosistem pesisir lainnya seperti; mangrove, lamun dan karang. Selain untuk mendapatkan keuntungan secara ekonimis, diharapkan usaha budidaya ini juga merupakan salah satu cara untuk melestarikan ekosistem rumput laut itu sendiri dan juga turut serta dalam upaya mengembangkannya yaitu melalui pemanfaatan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya dengan teknik kloning dan sistem kultur.

Aspek biologis, rumput laut memiliki klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis di perairan. Sehingga tumbuhan ini memegang peranan sebagai produsen primer penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan.

Aspek dampak lingkungan, sebagaimana biasanya, budidaya pasti mensyaratkan lokasi yang bebas dari polusi dan pencemaran air. Selama masa pemeliharaan sampai dengan masa panen, rumput laut tidak diberikan pakan, akan tetapi rumput laut mendapatkan makanan dan nutrisi dari yang tersedia di perairan laut. Dengan demikian budidaya rumput laut ini tidak mencemari dan merusak lingkungan disekitar.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan produksi rumput laut di tahun 2010 sebesar 250.000 ton. Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir, mengemukakan hal itu di Mataram, Sabtu, ketika menjelaskan upaya pengembangan salah satu komoditas unggulan NTB yakni rumput laut itu.

"Semula Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB menargetkan 130 ribu ton saja, tetapi Gubernur dan saya menaikkan targetnya menjadi 250 ribu ton dan diupayakan tercapai," ujarnya.

Munir mengatakan, Provinsi NTB dapat meraih peringkat pertama dalam produksi rumput laut karena potensinya cukup menjanjikan. Kini, dari aspek potensi NTB menempati urutan kedua setelah Maluku Utara, sementara urutan ketiga ditempati Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun, produksi rumput laut terbanyak saat ini diraih Provinsi NTT kemudian NTB di peringkat kedua dan Maluku Utara di peringkat ketiga. "NTB lebih berpotensi dari NTT tetapi produksi rumput laut NTT di atas NTB, ini yang harus dicermati bersama untuk meningkatkan produksi di masa mendatang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Provinsi NTB, H.M. Ali Syahdan, mengatakan, sejauh ini NTB sudah mampu menghasilkan 100 ribu ton rumput laut kering selama tahun 2009. Produktivitas itu masih bisa ditingkatkan lagi karena potensinya dapat mencapai 23 ribu hektare yang menyebar di berbagai kabupaten, yang sampai saat ini baru 6.700 hektare yang dimanfaatkan.

Syahdan optimistis, petani rumput laut di wilayah NTB makin termotivasi untuk mengembangkan rumput laut setelah mengetahui komoditas perikanan dan kelautan itu paling banyak diekspor ke berbagai negara. Bahkan, rumput laut merupakan produk Indonesia menempati urutan pertama eksportir komoditi perikanan dan kelautan di dunia.

Karena itu, tidak mengherankan jika produksi rumput laut terus mengalami peningkatan dari sebanyak 32 ribu ton lebih di tahun 2006 menjadi 36 ribu ton lebih di tahun 2007 dan hampir 70 ribu ton di tahun 2008 dan 100 ribu ton di tahun 2009.

Pemerintah Provinsi NTB pun sudah mencanangkan gerakan masyarakat pesisir berbasis rumput laut dengan target produksi di tahun 2013 yakni produksi rumput laut kering sebanyak 546.626,40 ton dengan kualitas rumput laut standar ekspor. Syahdan menyebut sentra-sentra produksi rumput laut menyebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan kabupaten lainnya yang memiliki kawasan pesisir.

Sementara jumlah petani nelayan rumput laut sudah mencapai 6.000 orang dan akan terus diupayakan agar semakin bertambah demi pencapaian target maksimal. Kegiatan mengolah budidaya rumput laut merupakan usaha yang cukup menjanjikan hasilnya. Sementara para bapak melakukan budidaya rumput laut, 34 perempuan di Desa Kutuh menghimpun diri satu kelompok yang diberi nama Sri Rahayu melakukan pengolahannya. Hasil olahannya sempat dihidangkan kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP dan  PA) Linda Amalia Sari Gumelar dan rombongan yang berkunjung ke Desa Kutuh, Kuta Selatan, Selasa (17/5). Sektetaris Kelompok Ni Wayan Ratini menjelaskan, olahan mereka berupa penganan seperti kerupuk, dodol, cendol, es, masih dijual ke warga setempat, termasuk di sekolah-sekolah. Kelompok  yang pernah menjadi juara II dalam Lomba UKM  (Usaha Kecil dan Menengah) tingkat Provinsi Bali ini, belum memiliki tempat pengolahan khusus. Namun, mereka tetap bersemangat mengikuti berbagai pameran bahkan hingga ke Jakarta.

Sementara itu, Meneg PP dan PA Linda Gumelar mengharapkan kelompok tani perempuan ini selalu memperhatikan kelestarian atau turut melestarikan plasma kelautan alam Indonesia dan dalam pengolahan rumput laut agar menggunakan teknologi tepat guna. Sambil mencoba hasil olahan yang disediakan, Menteri yang didampingi Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Setiawati dan, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika lebih jauh mengatakan pengembangan potensi lokal ini jika dikelola dengan baik dan benar dan tidak lupa memperhatikan aspek gender, akan memberikan kontribusi sosial ekonomi yang baik dan berkelanjutan bagi perempuan maupun keluarganya. Diharapkan kelompok tani perempuan pengolah  rumput laut Sri Rahayu terus mengembangkan produksi olahannya dan menularkan semangatnya pada masyarakat di lingkungannya. Perhatikan bentuk kemasannya dan periksa hasil produksinya yang dipasarkan tersebut ke  BPOM, sehingga layak dan aman dikonsumsi.

Pada kesempatan tersebut Meneg PP dan PA menyerahkan bantuan kepada kelompok tani rumput laut dan kelompok pengolahnya, uang tunai Rp 15 juta. Kepala BP3A Provinsi Bali Luh Putu Haryani yang turut menemani Menteri bersama Ketua Forum Penulis PP dan PA Provinsi Bali Luh Terry Yuliandriana, pengurus KPAID dan para pengurus organisasi wanita di Bali, berharap kehadiran Meneg PP dan  PA dapat memberikan motivasi kepada petani perempuan dalam melanjutkan kreativitas di segala bidang. Bukan hanya dalam pengolahan rumput laut, juga dalam upaya  meningkatkan peran-serta kaum perempuan umumnya. Ia yakin dengan berbagai kegiatan dan pelatihan, perempuan akan bisa mandiri secara ekonomi. Kegiatan membudidayakan rumput laut termasuk pengolahannya, katanya, merupakan salah satu cara mempercepat pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Sedangkan Ny. Ayu Pastika menyatakan hasil olahan rumput laut juga dikenal sebagai makanan yang menyehatkan khususnya untuk memperlancar pencernaan. "Pokoknya, kegunaan rumput laut amat banyak," katanya. Ia menambahkan, hasil olahan rumput laut ini memberikan nilai tambah bagi petani rumput laut  dan berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan ekonomi keluarganya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar